Bagaimana Jika Bumi kehilangan Gaya Gravitasi? Atau bagaimana jika bertambah dua kali lipat?

Benda-benda yang ebrada di atas bumi ini sepertinya lengket dengan bumi dan tidak bisa melayang ke angkasa. Hal ini akan berbeda di bulan, karena semua benda yang berada di bulan bisa saja melayang-layang tak tentu arah. Mengapa benda-benda di bumi tidak bisa melayang? Jelas, karena ada gaya gravitasi, yaitu kekuatan gaya tarik bumi terhadap benda-benda di atasnya.

Sayangnya gravitasi adalah salah satu hal yang sering kita abaikan. Ada 2 alasan mengapa diabaikan. Pertama, ia selalu ada dan tidak pernah berubah. Seandainya gravitasi pernah berubah, tentu akan berpengaruh besar pada hampir semua hal karena banyak sekali hal-hal di dunia dirancang dan dibuat berdasarkan keadaan gravitasi bumi.

Sebelum melihat perubahan pada gravitasi, alangkah baiknya jika kita mengerti dulu apa gravitasi itu. Seperti pernah diungkapkan bahwa gravitasi adalah kekuatan tarik-menarik antara dua atom apapun. Misalnya, anda mengambil dua bola golf dan meletakkannya di meja. Selanjutnya, akan ada sedikit daya tarik gravitasi yang luar biasa antara atom-atom pada dua bola golf tersebut. Apabila anda menggunakan dua potongan timah yang besar, kita dapat mengukur daya tarik yang sangat kecil terjadi diantara keduanya. Hanya ketika kita menemukan sejumlah atom besar yang tergabung menjadi satu, seperti pada kasus planet bumi, ternyata kekuatan daya tarik gravitasinya sagat besar.

Alasan mengapa gravitasi bumi tidak pernah berubah adalah karena massa bumi tidak pernah berubah. Satu-satunya cara untuk mengubah gravitasi bumi adalah dengan mengubah massa planet (seperti diketahui pada variabel-variabel dalam rumus umum gravitasi newton). Dan satu perubahan massa yang cukup besar yang mampu menyebabkan perubahan gravitasi tidak akan terjadi dalam waktu dekat.

Akan tetapi, marilah sejenak kita abaikan ilmu fisika (akhirnya...:D) dan kita membayangkan bahwa suatu hari gravitasi di planet ini terhenti, dan tiba-tiba tidak ada kekuatan gravitasi pada planet bumi. Apakah hari itu akan menjadi menyenangkan karena kita dapat melayang-layang?

Tentu saja TIDAK! Hari itu akan menjadi hari PENUH BENCANA. Kita tergantung pada gravitasi untuk menahan sesuatu tetap berada di bawah, seperti mobil-mobil, pulpen, kertas di atas meja. Segala sesuatu yang tidak terpaku pada tempatnya akan melayang kemana-mana. Akan tetapi, bukan HANYA perabotan dan barang-barang sejenisnya yang akan melayang, namun dua benda yang paling penting yang bertahan ditempatnya karena gravitasi yaitu ATMOSFER dan AIR pada lautan, danau, dan sungai-sungai, yang semuanya itu akan melayang juga. Tanpa gravitasi, udara di atmosfer tidak akan bertahan menggantung, tapi akan segera melompat ke luar angkasa. Hal ini seperti keadaan di bulan, karena bulan tidak memiliki cukup gravitasi untuk menahan atmosfer di sekelilingnya, jadi bulan tidak mempunyai atmosfer dan hampir vakum. Tanpa atmosfer, semua bentuk kehidupan akan mati dan segala macam cairan akan mendidih di ruang angkasa. Dengan kata lain, tidak ada satupun yang dapat bertahan jika planet tidak memiliki gravitasi.

Oke, kita tidak dapat bertahan tanpa gravitasi. Bagaimana jika gravitasi tiba-tiba menjadi dua kali lipat? Apabila ini terjadi maka hasilnya juga tetap BURUK. Karena berat tiap-tiap benda akan naik dua kali lipat, kemudian akan muncul masalah dengan semua bangunan berstruktur. Rumah-rumah, jembatan, gedung, tiang, dan lainnya diukur untuk ukuran gravitasi normal. Dengan kekuatan gaya gravitasi dua kali lipat, banyak bangunan berstruktur akan runtuh dengan cepat jika diberi muatan dua kali. Pohon-pohon dan tanaman akan bermasalah. Jaringan listrik tegangan tinggi akan jadi masalah. Tekanan udara naik dua kali lipat dan itu akan berpengaruh besar pada cuaca.

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan dari pertanyaan di atas adalah: bagaimanapun, gravitasi melengkapi dunia kita. Kita tidak dapat hidup tanpa gravitasi, dan kita tidak dapat menghasilkan apapun jika gravitasi bumi berubah. Gravitasi adalah konstanta sejati hidup kita.
More about Bagaimana Jika Bumi kehilangan Gaya Gravitasi? Atau bagaimana jika bertambah dua kali lipat?

Seandainya Lapisan Es di Kutub Mencair

Kita sudah sering mendengar istilah global warming. Pada ratusan tahun terakhir ini, nampak bahwa suhu bumi sudah naik sekitar 0,5 'C. Sepertinya tidak banyak, tapi pada faktanya suhu yang naik setengah itu berpengaruh besar pada lingkungan kita. Berdasarkan data dari The US Environmental Protection Agency, permukaan laut telah naik 6-8 inci (15-20 cm) dalam ratusan tahun terakhir.

Suhu yang semakin tinggi dapat membuat beberapa gunung es yang mengapung di laut mencair. Tapi sebenarnya yang membuat permukaan laut naik BUKAN gunung es MENGAPUNG yang mencair. Mengapa? Karena permukaan laut sebelum gunung es yang MENGAPUNG mencair dan permukaan laut sesudah gunung es itu mencair hampir SAMA. Coba bayangkan anda punya segelas air dengan beberapa es batu, ukurlah tinggi airnya ketika es batunya masih berbentuk es dan ketika sudah mencair. Sama, bukan? Bahkan permukaan setelah es mencair mungkin LEBIH RENDAH karena massa jenis air lebih besar dari es yang berarti volume air lebih kecil daripada es dengan massa yang sama.

Lalu apa yang membuat lapisan air laut meninggi. Bayangkan pada gelas dengan es batu tadi, anda tambahkan beberapa es batu lagi. Permukaannya pasti naik, kan? Nah, demikian juga halnya dengan air laut, yang menyebabkan naiknya air laut adalah ES YANG BERASAL DARI DARATAN yang patah dan jatuh ke laut. Es di daratan yang disebut gletser akan retak dan kemudian patah ketika suhu meningkat, dan akhirnya jatuh ke laut, menaikkan permukaan air laut.

Jika meningkatnya suhu dapat mempengaruhi gletser dan gunung es, bagaimana jika es yang ada di kutub mencair sehingga permukaan laut naik dramatis? Ini mungkin saja terjadi, tapi tidak ada yang tahu kapan.

FYI, daratan yang paling banyak memiliki es adalah antartika, yang memiliki 90% es dari seluruh es di bumi. Antartika tertutup es setebal rata-rata 7000 feet (2133 meter!). Apabila seluruh antartika mencair, maka air laut akan naik 200 feet (61 meter!!). TAPI pada kenyataannya suhu di sana rata-rata -37'C dan sebagian besar tidak pernah melebihi titik beku. Jadi, es di sana tidak mungkin mencair.

Mari kita lihat kutub yang lain, yaitu kutub utara. ES di kutub utara MENGAPUNG di lautan arktik, sehingga kalau mencair pun air laut tidak akan naik (seperti penjelasan di atas tadi).

Namun, masih ada sejumlah besar es di Greenland yang jika mencair dapat menaikkan permukaan air laut setinggi 20 feet (7 meter). Karena Greenland lebih dekat ke kathulistiwa daripada Antartika, jadi suhu di sana lebih tinggi daripada antartika. Dan es di Greenland lebih mudah mencair.

Ada alasan lain yang tidak se-dramatis mencairnya kutub, yaitu naiknya permukaan laut karena PEMUAIAN AIR. Karena suhu air meningkat, maka air akan memuai (volumenya meningkat, sehingga permukaannya ikut meningkat). Air paling kecil volumenya pada 4'C, di bawah maupun diatas itu volume air akan semakin bertambah, menaikkan permukaan air laut.

Pada tahun 1955, International Panel on Climate Change dalam sebuah seminarnya mengeluarkan laporan perubahan batas ketinggian air laut pada tahun 2100, ada yang memperkirakan air laut akan naik 20 inch (50 cm) dengan perkiraan terendah 6 inch (15 cm) dan tertinggi 37 inch (95 cm). Kenaikan ini berasal dari pemuaian air laut dan mencairnya gletser-gletser dan lempengan es. Kenaikan 50 cm saja sudah fatal karena akan mempengaruhi daerah-daerah pantai, terutama ketika terjadi badai.
More about Seandainya Lapisan Es di Kutub Mencair